Dibalik Kehidupan Insan Bernama “Muhammad” (bagian 2)

Keprihatinan, kesabaran dan tawadhuknya baginda Rasul sebagai kepala keluarga patut kita contoh dan amalkan. Disisi lain, Rasul yang kesehari-hariannya sebagai pemimpin amatlah bijaksana dan selalu membimbing dengan sangat sabar.

Pernah suatu ketika baginda menjadi imam sholat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan baginda antara atu rukun ke satu rukun yang lain amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama lain.

Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu langsung bertanya setelah selesai bersembahyang.

“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”

Kemudian Rasul menjawab dengan wajah berseri.

“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, Aku sehat dan segar.”

“Ya Rasulullah…mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?

Kami yakin engkau sedang sakit…”

Desak Umar penuh cemas.

Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya.

Para sahabat amat terkejut. Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.

“Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?”

Lalu baginda menjawab dengan lembut,

“Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan Aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila Aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?”

Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”

Subhanallah, betapa mulianya sang Rasul itu. Yang dengan rela kelaparan demi umatnya. Bagaimana dengan pemimpin-pemimpin kita? Atau bahkan dengan kita sendiri yang diciptakan ALLAH sebagai pemimpin?

Semoga kisah Rasul diatas bisa membuat kita lebih memahami dan mempraktekkan tentang arti dan tanggungjawab kepemimpinan. Bukan menyalahgunakan pangkat dan jabatan.

Mari kita saling mengingatkan dan saling memperbaiki diri agar Allah SWT dan Rasul SAW senantiasa disisi kita, Amin ya Rabb.

NB : kisah Rasul dari seorang sahabat.

Tinggalkan komentar